Selasa, 21 Juni 2011

TEKNIK PENYUSUNAN RPP PADA SMK

BAB I
PENDAHULUAN
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, mengamanatkan tersusunnya kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah, mengacu kepada Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Komponen kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri dari 1) Tujuan pendidikan sekolah, 2) Struktur dan muatan kurikulum, 3) Kalender pendidikan dan 4) Silabus dan RPP.  Silabus dan RPP merupakan perencanaan proses pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar (Peraturan Pemerintah  Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 20).  Berdasarkan hal tersebut diharapkan setiap pendidik pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dapat menyusun kurikulum yang akan diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran.
Terkait dengan hal tersebut di atas, Direktorat Pembinaan SMK sesuai dengan tugas dan fungsinya berkewajiban memberikan bahan  bimbingan teknis penyusunan RPP bagi SMK,  agar setiap pendidik  mampu menyusun RPP sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah ditentukan.
  1. A.     Landasan
    1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
    2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005  tentang Standar Nasional Pendidikan.
    3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.
    4. Permendiknas Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
    5. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
    6. Panduan Penyusunan KTSP yang dikeluarkan BSNP.
    7. Standar Kompetensi Kerja (SKK) yang berlaku.
  2. B.     Tujuan Bahan Bimbingan Teknis Penyusunan RPP SMK
Bahan bimbingan teknis penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SMK disiapkan sebagai upaya mengoperasionalkan panduan yang telah disiapkan oleh Pusat Kurikulum Balitbang, agar lebih sesuai dengan kebutuhan SMK.


BAB II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
  1. A.    Pengertian RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan telah dijabarkan dalam silabus.  Rencana pelaksanaan pembelajaran memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar (PP No. 19 Tahun 2005 tentang Stándar Nasional Pendidikan Pasal 20).  Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali  pertemuan atau lebih. Untuk mata pelajaran Kelompok Program Produktif, RPP dapat  mencakup lebih dari satu kompetensi dasar.
RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyu­sun RPP secara lengkap dan sistematis serta menerapkannya pada kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang dirancang pada RPP diharapkan dapat mewujudkan pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (PP Nomor 19 Tahun 2005 , Pasal 19).
  1. B.    Tujuan
Tujuan penyusunan RPP adalah untuk:
  1. Memberi kesempatan kepada pendidik untuk merencanakan pembelajaran yang interaktif  dan dapat digunakan untuk mengeksplorasi semua potensi kecakapan majemuk (multiple intellegencis) yang dimiliki setiap peserta didik.
  2. Memberi kesempatan bagi pendidik untuk merancang pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta  didik, kemampuan pendidik,  dan fasilitas yang dimiliki sekolah.
  3. Mempermudah pelaksanaan proses pembelajaran.
  4. Mempermudah pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran, sebagai input guna perbaikan pada penyusunan RPP selanjutnya (improvement proses).
  5. C.    Manfaat
    1. Meningkatkan kemampuan guru  dalam merancang pembelajaran sebagai bagian dari kompetensi paedagogik yang harus dimiliki guru.
    2. Proses pembelajaran yang dilakukan akan lebih terarah karena tujuan pembelajaran, materi yang akan diajarkan, metode dan penilaian yang akan digunakan  telah direncanakan  dengan berbagai pertimbangan.
    3. Meningkatkan rasa percaya diri pendidik pada saat pembelajaran, karena seluruh proses sudah direncanakan dengan baik.

  1. D.    Prinsip Pengembangan RPP
RPP disusun berdasarkan rancangan yang terdapat pada silabus atau dengan kata lain RPP merupakan uraian lebih lanjut dari silabus.  Oleh karena itu prinsip pengembangan silabus juga merupakan prinsip pengembangan RPP yaitu:
  1. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam RPP harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
  1. Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam RPP sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.
  1. Sistematis
Komponen-komponen RPP saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
  1. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian.
  1. Memadai
Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
  1. Aktual dan kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
  1. Fleksibel
Keseluruhan komponen RPP dapat mengakomodasi variasi peserta didik serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
  1. Menyeluruh
Materi RPP mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotor) yang akan dicapai untuk  mendukung ketercapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
BAB III
KOMPONEN DAN PENYUSUNAN RPP
  1. A.    Penyusunan RPP
RPP disusun melalui langkah-langkah berikut:
  1. Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tertuang pada silabus, dengan memperhatikan:
                 a.    Keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat pada silabus.
                b.    Ruang lingkup SK.
  1. Menyusun SK ,KD dan indikator sesuai dengan RPP yang akan disusun.  SK,KD dan indikator  sebagai mana  yang terdapat pada silabus.
  2. Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan SK, KD, dan Indikator yang telah ditentukan. Rumusan tujuan pembelajaran lebih rinci dari KD dan Indikator, tetapi  adakalanya rumusan tujuan pembelajaran sama dengan indikator, karena indikator sudah sangat rinci sehingga tidak dapat dijabarkan lagi.
  3. Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok/ pembelajaran yang terdapat dalam silabus. Materi ajar merupakan uraian dari materi pokok/pembelajaran yang terdapat pada silabus.
  4. Menentukan metode pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. 
Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir.   Kegiatan awal merupakan kegiatan pembelajaran yang ditujukan un­tuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran di­lakukan secara interaktif, inspiratif, menyenang­kan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Kegiatan  pembelajaran yang disusun dalam silabus, diuraikan pada kegiatan inti.
Kegiatan akhir merupakan kegiatan penutup yang dilakukan un­tuk mengakhiri aktivitas pembelajaran,
  1. Menentukan alat/bahan/ sumber belajar yang digunakan.
  2. Menyusun perangkat penilaian meliputi  lembar pengamatan, contoh soal, teknik penskoran, dll.
Penjelasan berikut merupakan contoh penyusunan RPP sesuai dengan langkah-langkah diatas.
Contoh :
Standar Kompetensi:  ”Menggunakan peralatan kantor”, memiliki  3 Kompetensi Dasar (KD) yaitu:
KD 1 :  memilih peralatan kantor
KD 2 :  mengoperasikan peralatan kantor
KD 3 :  memelihara peralatan kantor
Ketiga KD tersebut merupakan langkah/proses sehingga pada saat pembelajaran tidak dapat dipenggal per KD,  karena jika dipenggal maka proses pembelajaran menjadi tidak utuh.  Oleh karena itu  perlu dilihat ruang lingkup peralatan kantor yaitu:
  1. Mesin ketik
  2. Alat komunikasi
  3. Mesin pengganda
  4. Alat presentasi
  5. Mesin cetak
Berdasarkan ruang lingkup tersebut maka RPP yang akan disusun untuk mendukung SK  ”menggunakan peralatan kantor” adalah:
  1. menggunakan peralatan kantor (mesin ketik)  : 1 RPP
  2. menggunakan peralatan kantor (alat komunikasi) : 1 RPP
  3. menggunakan peralatan kantor (mesin pengganda) : 1 RPP
  4. menggunakan peralatan kantor (alat presentasi): 1 RPP
  5. menggunakan peralatan kantor (mesin cetak): 1 RPP
Uraian di atas menggambarkan bahwa SK ”menggunakan peralatan kantor”  mempunyai 5 RPP.  Untuk keperluan penyusunan ke lima RPP tersebut,  perlu dianalisis kebutuhan  jam pembelajaran , meliputi Tatap Muka (TM), Praktik di Sekolah (PS) dan Praktik di Industri (PI) untuk setiap topik/ruang lingkup SK  dan KD.
Untuk mempermudah pemahaman penjelasan di atas lihat Tabel 1 berikut.
Tabel 1.  RPP Berdasarkan Hasil Analisis Silabus
Standar  Kompetensi/Kompetensi Dasar Topik Alokasi Waktu (Jam)
TM PS PI
Menggunakan peralatan kantor
Mesin Ketik 8 16 20
  1. Memilih peralatan
Alat komunikasi 4 16 20
  1. Menggunakan peralatan
Mesin pengganda 4 8 20
  1. Memelihara peralatan
Alat presentasi 4 12 10
Mesin cetak 4 4 10
Total jam/kompetensi 24 56 80
Total dalam struktur kurikulum 24 28 20
72

Berdasarkan tabel tersebut maka RPP pertama yang akan disusun adalah  untuk SK  : menggunakan peralatan kantor (mesin ketik) untuk 6 kali pertemuan (24 jam), setiap pertemuan memerlukan 4 jam pembelajaran @ 45 menit;  mengakomodasi tiga KD.
Langkah-langkah pengembangan RPP dapat  dilihat pada Bagan 1.
  1. B.    Komponen dan Format RPP  Isi dengan penjelasan pengisian
1.   Komponen RPP
  1. Identitas
Identitas RPP meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester, Kompetensi Keahlian, mata pelajaran, jumlah pertemuan, dan alokasi waktu.  Satuan pendidikan diisi dengan nama SMK;  kelas diisi dengan tingkatan kelas dimana kompetensi akan diajarkan; semester diisi dengan nama semester dimana kompetensi akan diajarkan;  mata pelajaran diisi dengan nama mata pelajaran yang merupakan standar kompetensi;  jumlah pertemuan diisi dengan frekuensi pertemuan untuk RPP yang disusun;  alokasi waktu diisi dengan jumlah total waktu yang dibutuhkan untuk RPP bersangkutan @ 45 menit.
  1. Standar kompetensi
Standar kompetensi (SK) diisi  dengan rumusan SK pada silabus.
  1. Kompetensi dasar
Kompetensi dasar (KD) diisi  dengan rumusan KD silabus.
  1. Indikator pencapaian kompetensi
Indikator diisi dengan rumusan indikator silabus untuk setiap KD.
  1. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk kata kerja operasional yang terukur.  Tujuan pembelajaran  diturunkan dari indikator atau merupakan jabaran lebih rinci dari indikator.
      Perumusan tujuan pembelajaran memperhatikan hal-hal berikut:
1)   Audience adalah peserta didik;
2)   Behaviour merupakan perubahan perilaku peserta           didik yang diharapkan setelah mengikuti pembelajaran;
3)   Condition adalah prasyarat dan kondisi yang harus disediakan agar tujuan pembelajaran tercapai;
4)   Degree adalah ukuran tingkat atau level kemampuan yang harus dicapai peserta didik.
  1. Materi ajar
Materi ajar RPP merupakan uraian  lebih rinci dari materi pokok pembelajaran silabus.  Materi ajar dapat dirumuskan berdasarkan tujuan pembelajaran, karena  materi ajar harus  dapat mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran.
  1. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran dirumuskan berdasarkan metode pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
  1. Kegiatan pembelajaran
1)     Kegiatan awal
Kegiatan awal diisi antara lain dengan penjelasan tentang materi yang akan dipelajari, tujuan dan manfaat yang akan diperoleh; pre-test atau hal lain guna mengkondisikan dan menyiapkan peserta didik untuk kegiatan pembelajaran.
2)  Kegiatan inti
Kegiatan inti diisi dengan uraian kegiatan yang lebih rinci dari kegiatan pembelajaran pada silabus.
3)     Kegiatan akhir
Kegiatan akhir dapat dirumuskan dalam bentuk kegiatan rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.
  1. Alat, Bahan dan Sumber belajar
Alat, bahan dan sumber belajar diisi dengan seluruh fasilitas belajar yang digunakan dapat berupa antara lain bahan praktik, alat simulasi, bahan ajar dan sebagainya.
  1. Penilaian hasil belajar
Penilaian hasil belajar dapat dirumuskan berdasarkan teknik penilaian hasil belajar yang digunakan, dapat berupa tes, observasi, penugasan, dan portofolio.
            Contoh pengisian RPP dapat dilihat pada Lampiran 1.
Bagan 1.  Diagram Alir Penyusunan RPP
                 Komponen RPP
Mengkaji SK,KD dan indicator  
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Penilaian Hasil Belajar
Tujuan Pembelajaran
Metode
Indikator
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Kegiatan awal
Kegiatan inti
Kegiatan akhir

                                    PENYUSUNAN RPP
  1. a.      
  2. b.     




2.  Format RPP
Format RPP dapat dikembangkan oleh satuan pendidikan dalam bentuk narasi atau tabel yang berisi komponen: identitas, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, alat, bahan, sumber belajar, dan penilaian.  Contoh format dan isi RPP bentuk narasi  dapat dilihat pada  Lampiran 1.


Lampiran 1.  Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Nama Sekolah               :  SMK …………………
Kompetensi Keahlian     :  Jasa Boga
Mata Pelajaran              : Melaksanakan prosedur hygiene di tempat kerja
Kelas/Semester             :  IX/1
Pertemuan ke                :  1 – 4
Alokasi Waktu               : 8 jam @  45 menit (2 jam /pertemuan)
Standar Kompetensi      :  Melaksanakan prosedur hygiene  di tempat kerja
Kompetensi Dasar            :  1.  Mengikuti prosedur  hygiene.
Indikator                           :  1.1. Prosedur hygiene tempat kerja diikuti secara baik   sesuai dengan standar perusahaan dan persyaratan hukum.
1.2. Penanganan dan penyimpanan seluruh barang-barang   sesuai dengan standar perusahaan dan persyaratan hukum.
  1. I.          Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1 :
  1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian hygiene sesuai dengan buku informasi.
  2. Peserta didik dapat menjelaskan 3 ruang lingkup hygiene dalam usaha makanan.
  3. Peserta didik dapat menjelaskan 3 peranan  hygiene makanan sesuai dengan buku informasi.
  4. Peserta didik dapat menjelaskan prosedur hygiene pribadi sesuai dengan HACCP.
Pertemuan 2 :
  1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian hygiene ruang pengolahan sesuai dengan buku informasi.
  2. Peserta didik dapat menjelaskan 2 persyaratan ruang pengolahan  jika disebutkan bagian-bagian ruang pengolahan makanan.
  3. Peserta didik dapat menjelaskan prosedur hygiene ruang pengolahan jika diberikan permasalahannya.
Pertemuan 3 :
  1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian penyimpanan makanan sesuai dengan buku informasi.
  2. Peserta didik dapat menjelaskan 2 fungsi penyimpanan bahan makanan.
  3. Peserta didik dapat menjelaskan cara penyimpanan bahan makanan sesuai dengan jenis bahan makanan.
  4. Peserta didik dapat menjelaskan persyaratan ruang penyimpanan jika disebutkan jenis ruang penyimpanannya.
  5. Peserta didik dapat menjelaskan prosedur penyimpanan bahan makanan sesuai dengan standar HACCP.

Pertemuan 4 :
  1. Peserta didik dapat melaksanakan prosedur hygiene pribadi jika diberikan permasalahannya.
  2. Peserta didik dapat melaksanakan prosedur hygiene ruang  pengolah makanan.
  3. Peserta didik dapat menyimpan bahan makanan sesuai dengan prosedur HACCP jika disediakan bahan makanannya.

  1. II.        Materi Ajar
Pertemuan 1 :
  1. pengertian hygiene.
  2. ruang lingkup hygiene.
  3. prosedur hygiene pribadi.
  4. Peranan hygiene makanan w.
Pertemuan 2 :
  1. pengertian hygiene ruang pengolahan.
  2. persyaratan ruang pengolahan.
  3. prosedur hygiene ruang pengolahan.
Pertemuan 3 :
  1. pengertian penyimpanan makanan.
  2. fungsi penyimpanan bahan makanan.
  3. jenis-jenis ruang penyimpanan bahan makanan.
  4. persyaratan ruang penyimpanan.
  5. cara menyimpan bahan makanan.

Pertemuan 4 :
  1. Penerapan prosedur hygiene pribadi dan hygiene ruang pengolahan.
  2. Penyimpanan bahan makanan.

III.     Metode Pembelajaran
  1. Diskusi kelompok.
  2. Ceramah.
  3. Presentasi.
  4. Penugasan/pembuatan laporan.
  5. Praktik.

  1. IV.       Kegiatan  Pembelajaran
Pertemuan 1
  1. Kegiatan Awal
    1. Mendengarkan penjelasan topik dan manfaat kompetensi yang akan dipelajari, guna mengkondisikan dan memotivasi peserta didik untuk belajar.
    2. Pre test tentang hygiene dan ruang lingkupnya.
      1. Peserta didik memperhatikan penjelasan tentang strategi pembelajaran serta cara penilaian yang akan dilakukan terkait dengan kompetensi yang dipelajari.
      2. Kegiatan Inti
        1. Peserta didik melakukan diskusi secara berkelompok membahas tentang:
Kelompok 1   : membahas pengertian, peranan dan          ruang  lingkup hygiene
Kelompok 2   :  membahas prosedur hygiene                    pribadi/perorangan
Kelompok 3   :  membahas prosedur hygiene ruang           pengolahan/dapur
  1. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi, dan ditanggapi kelompok lainnya;
  2. Presentasi diakhiri dengan membuat kesimpulan hasil diskusi dengan difasilitasi oleh guru.

  1. Kegiatan Akhir
    1. Post test untuk mengukur sejauh mana proses pembelajaran telah terlaksana;
    2. Peserta didik memperhatikan penjelasan untuk pembahasan minggu berikutnya;

Pertemuan 2
  1. Kegiatan Awal .
  2. Pre test  tentang hygiene ruang pengolahan.
    1. Peserta didik diingatkan materi sebelumnya tentang hygiene pribadi.
      1. Kegiatan Inti
      2. Kelompok 2 mempresentasikan materi tentang prosedur hygiene ruang pengolahan/dapur.
      3. Kelompok lain menanggapi.
        1. Presentasi diakhiri dengan membuat kesimpulan hasil diskusi dengan difasilitasi oleh guru.
          1. Kegiatan Akhir
          2. Post test tentang materi hygiene ruang pengolahan / dapur.
          3. Peserta didik memperhatikan penjelasan untuk pembahasan minggu berikutnya.
.
 Pertemuan 3
  1. Kegiatan Awal
  2. Pre test  tentang penyimpanan bahan makanan.
    1. Pemberian appersepsi tentang hygiene dan lingkupnya dan mengaitkannya dengan materi yang akan didiskusikan.
      1. Kegiatan Inti
      2. Kelompok 3 mempresentasikan tentang Penyimpanan bahan makanan.
      3. Kelompok lain menanggapi.
      4. Presentasi diakhiri dengan membuat kesimpulan hasil diskusi dengan difasilitasi oleh guru.
        1. Kegiatan Akhir
        2. Post test tentang penyimpanan bahan makanan.
        3. Peserta didik memperhatikan penjelasan tentang hal-hal terkait dengan praktik prosedur hygiene dan penyimpanan bahan makanan.

Pertemuan 4
  1. Kegiatan Awal
  2. Berdoa dengan tujuan penanaman pembiasaan pada diri Peserta didik bahwa pengembangan diri hendaknya selaras antara imtaq dan iptek.
  3. Peserta didik dibagi lembar kerja untuk praktik yang akan dilakukan dan penilaian praktik yang akan dilakukan.
    1. Peserta didik dibagi menjadi 3 kelompok.
      1. Kegiatan Inti
      2. Peserta didik memperhatikan penjelasan tentang praktik prosedur hygiene dan penyimpanan bahan makanan yang akan dilakukan.
        1. Peserta didik praktik tentang prosedur hygiene dan penyimpanan bahan makanan.

  1. Kegiatan Akhir
  2. Tes praktik  (penilaian dilakukan berdasarkan kegiatan praktik yang dilakukan dan self evaluation dari masing-masing kelompok).

V.      Alat , Bahan dan sumber belajar
  1. Modul/bahan referensi
  2. Bahan tayangan
  3. Soal teori
  4. Lembar kerja
  5. Bahan praktik dan alat praktik
  6. Pakaian kerja
  7. Perangkat penilaian

  1. VI.       Penilaian
  2. Tes teori (tertulis) bentuk essay.
  3. Tugas berupa makalah  hasil diskusi kelompok.
    1. Diskusi kelompok tentang topik hygiene;  aspek yang dinilai adalah kecakapan sosial meliputi antara lain  kerjasama/ kerja tim, kemampuan berkomunikasi, kemampuan beradaptasi dalam kelompok, menanggapi masalah (secara kualitatif).
    2. Tes praktik untuk melihat keterampilan dan sikap yang ditunjukkan saat melaksanakan praktik.


PERANGKAT PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI
1.  Rancangan  Penilaian
KOMPETENSI KEAHLIAN       :  JASA BOGA
STANDAR KOMPETENSI       :              Melaksanakan Prosedur Hygiene Di Tempat Kerja
KOMPETENSI DASAR           :              Mengikuti prosedur hygiene
Kompetensi Dasar / Indikator Metode Penilaian
Obser-vasi Tes tulis Bermain Peran Wawan-cara Demon-strasi Lain-lain
  1. 1.     Merngikuti prosedur hygiene
1.1   Prosedur hygiene tempat kerja diikuti secara baik sesuai dengan standar perusahaan, dan persyaratan hukum
1.2   Penanganan dan penyimpanan seluruh barang-barang dilengkapi sesuai dengan standar perusahaan, dan persyaratan hukum
v v
  1. Mengidentifikasi dan mencegah resiko kebersihan
2.1   Resiko hygiene diidentifikasi secepatnya.
2.2  Tindakan diambil untuk meminimalkan atau menghilangkan resiko dalam ruang lingkup tanggung jawab individu dan sesuai dengan persyaratan hukum perusahaan
v v




Standar Kompetensi              :  Melaksanakan Prosedur Hygiene di tempat Kerja
2.  Rambu-rambu  Penilaian
Instrumen penilaian yang perlu disiapkan meliputi      :
  1. Tes Tulis
  2. Tes praktik/observasi
  3. Tugas-tugas

  1. Tes tulis
Tes tulis dilakukan untuk mengetahui pemahaman Peserta didik tentang landasan teori dan prosedur hygiene (perorangan, ruang pengolahan. dan hygiene makanan).  Bentuk tes tulis berupa essay.
  1. Tes praktik/observasi
Tes praktik/observasi digunakan untuk mengetahui keterampilan dan sikap/attitude Peserta didik, yang dilakukan melalui penerapan  prosedur hygiene pada saat mengolah makanan.
  
  1. c.     Tugas
Tugas yang diberikan kepada Peserta didik adalah untuk melatih kemampuan kompetensi kunci/ kecakapan hidup generik, disamping memperluas wawasan pengetahuan Peserta didik dalam topik yang  sedang dipelajari.
Tes teori dan praktik sangat berguna untuk mengukur pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki Peserta didik, yang berarti juga mengukur kompetensi yang dimiliki Peserta didik,  karena yang dimaksud dengan kompetensi bukan hanya keterampilan, tetapi juga pengetahuan dan sikap.
   


3.  Instrumen Kesiapan Peserta Didik
Instrumen kesiapan peserta didik berisi hal-hal yang perlu ditanyakan dan diinformasikan kepada peserta sebelum melaksanakan pengujian antara lain, meliputi :
  1. Kesiapan peserta
1)  Anda tahu bahwa anda akan diuji  ?
2)  Kapan anda siap untuk diuji ?
3)  Apa harapan anda dengan adanya pengujian ?
  1. Materi uji
1)   Apakah anda sudah memahami standar kompetensi yang akan diujikan ?
2) Apakah anda telah mempelajari sampai paham kompetensi dasar, indikator, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan  kompetensi yang akan diuji ?
  1. Teknik Pengujian
1)     Apakah anda tahu bahwa teknik yang akan digunakan dalam pengujian adalah tes teori dan tes praktik ?
2)     Apakah anda tahu di samping kompetensi teknis, kompetensi kunci dan atau aspek kecakapan hidup juga akan menjadi bagian yang  akan dinilai dalam pengujian ini ?
3)     Seberapa jauh anda memahami teknik-teknik pengujian tersebut ?
  1. Lama Pengujian
1)     Apakah anda tahu tes teori akan dilakukan selama 30 menit dan tes praktik selama 90 menit ?
2)     Apakah anda tahu bahwa aspek kecakapan hidup akan dinilai pada saat proses pemelajaran berlangsung ?
  1. Urutan penilaian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
1)     Tes tulis
2)     Tes Praktik
  • Penilaian kesiapan kerja yang meliputi :
  • Kesiapan pakaian kerja
  • Kesiapan peralatan
  • Kesiapan bahan makanan
  • Pelaksanaan praktik meliputi :
    • Sikap kerja (kecepatan, ketelitian, kebersihan)
    • Kebersihan alat dan area kerja
    • Kerapihan alat dan area kerja
    • Ketepatan ruang penyimpanan

  1. Hasil pengujian                   
1)     Jika belum berhasil anda tidak perlu khawatir, ada kesempatan untk menyempurnakannya.
2)     Hasil pengujian anda kami jaga kerahasiannya, akan kami simpan dalam file yang terjaga.
3)     Bila anda merasa tidak puas atas penilaian saya (penguji) anda bisa menghubungi Mentor (Kajur / Kaprog.
Tanda tangan dan nama
Kaprog………………. Penguji………………. Peserta……………….
                                                                                             
4.  Instrumen Penilaian
Instrumen penilaian meliputi :
  1. Kisi-kisi dan butir soal teori
  2. kisi-kisi dan butir soal praktik
  3. Lembar observasi yang merupakan  ceklist  yang digunakan untuk penilaian keterampilan dan sikap kerja (merupakan jabaran dari kisi-kisi  dan butir soal praktik)


KISI-KISI DAN  BUTIR SOAL TEORI
Nama Sekolah                 :    SMK  …………………Mata Pelajaran                    Melaksanakan prosedur hygiene  di temp  kerjaStandar Kompetensi       :    Melaksanakan prosedur      hygiene di tempat kerja Kode Kompetensi                       : ………………….Topik                                              : Hygiene pribadiAlokasi Waktu                              : 15 menit Jumlah Soal                                 : …………………. 
NO.
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR INDIKATOR SOAL SOAL NO. SOAL KUNCI JAWABAN
1. Mengikuti prosedur hygiene
  • Prosedur hygiene tempat kerja  diikuti secara baik sesuai dengan standar perusahaan, dan persyaratan hukum.
  • Penanganan dan penyimpanan seluruh barang-barang dilengkapi sesuai dengan standar perusahaan, dan persyaratan hukum.
  1. Dapat menentukan 2 pengertian hygiene terkait dengan usaha makanan
  2. Dapat menentukan 3 peranan hygiene dalam makanan
  3. Dapat menentukan 3 ruang lingkup hygiene terkait dengan usaha makanan
  4. Dapat menentukan  prosedur hygiene pribadi  sesuai HACCP
  5. Dapat menjelaskan 3 alasan mengapa hygiene pribadi merupakan hal terpenting dalam usaha makanan
  6. Dapat menjelaskan pengertian penyimpanan bahan makanan
    1. Jelaskan 2 pengertian hygiene yang anda ketahui !
    2. Jelaskan 3 peranan hygiene dalam industri makanan !
    3. Jelaskan 3  ruang lingkup hygiene terkait dengan industri makanan !
    4.  Jelaskan  prosedur hygiene pribadi  sesuai HACCP
    5. Jelaskan 3 alasan hygiene pribadi memegang peran  sangat penting dalam usaha makanan !
    6. Jelaskan pengertian penyimpanan bahan makanan
123 4
5
6
NO.
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR INDIKATOR SOAL SOAL NO. SOAL KUNCI JAWABAN
  1. Dapat menjelaskan 2 fungsi penyimpanan bahan makanan.
  2. Dapat menjelaskan  cara penyimpanan bahan makanan sesuai dengan jenis bahan makanan.
  3. Dapat menjelaskan persyaratan ruang penyimpanan jika disebutkan jenis ruang penyimpanannya.
  4. Dapat menjelaskan prosedur penyimpanan bahan makanan sesuai dengan standar HACCP
7. Jelaskan 2 fungsi penyimpanan bahan makanan.8. Jelaskan cara penyimpanan bahan-bahan makanan berikut: susu UHT, beras, tepung terigu, daging, dan sayur-sayuran.9. Jelaskan persyaratan ruang penyimpanan kering.
  1. Jelaskan prosedur penyimpanan bahan makanan sesuai dengan standar HACCP.
789 10

KISI-KISI DAN  BUTIR SOAL PRAKTIK
 Nama Sekolah              :  SMK  …………………Mata Pelajaran              :  Melaksanakan prosedur Hygiene di tempat kerjaStandar Kompetensi      :  Melaksanakan prosedur hygiene di tempat kerja Kode Kompetensi           :Alokasi Waktu                 :Jumlah Soal                    :  

NO. KOMPETENSI DASAR INDIKATOR INDIKATOR SOAL SOAL PRAKTIK NO. SOAL KUNCI JAWABAN
1. Mengikuti prosedur hygiene
  • · Prosedur hygiene tempat kerja harus diikuti secara baik sesuai dengan standar perusahaan, dan persyaratan hukum.
  • · Penanganan dan penyimpanan seluruh barang-barang dilengkapi sesuai dengan standar perusahaan, dan persyaratan hukum.
    • Dapat menerapkan prosedur hygiene tempat kerja
    • Dapat menyimpan bahan makanan sesuai dengan jenis makanan
  1. Anda diminta untuk menerapkan prosedur hygiene di tempat kerja (meliputi personal dan hygiene ruang pengolahan makanan)
  2. Anda diminta untuk menyimpan bahan makanan yang telah disediakan sesuai dengan jenisnya
1-2




LEMBAR OBSERVASI (PRAKTIK)

KOMPETENSI KEAHLIAN          :   JASA BOGA
STANDAR KOMPETENSI          :   Mengikuti prosedur hygiene di tempat kerja
KODE                                       :   THHBKA04A
Hari / Tanggal                            :
Nama Peserta didik                               :
                                               
Dasar Kompetensi Indikator Indikator Penilaian Ya Tidak
Mengikuti prosedur kebersihan
  1. Prosedur kebersihan tempat kerja diikuti secara baik sesuai dengan standar perusahaan, dan persyaratan hukum.
Prosedur hygiene, mencakup :1. Personal hygiene
  • § Apakah pakaian kerja yang digunakan sudah lengkap ? Meliputi:
    • Topi, dasi, pakaian kerja, celemek, sepatu dan kaos kaki
  • § Apakah standar personal hygiene sudah diterapkan sebelum dan saat melaksanakan pekerjaan  ? yang meliputi:
    • Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang makanan dengan standar yang benar
    • Tidak menggunakan perhiasan
    • Tidak merokok saat bekerja
    • Tidak bersin/batuk kearah makanan
    • Tidak menggunakan serbet untuk mengeringkan peralatan
2. Hygiene  tempat kerja
  • § Apakah area kerja yang digunakan selalu bersih dan rapih ?
  • § Apakah perlengkapan/peralatan selalu dalam keadaan bersih, siap pakai dan tersusun rapi ?

Dasar Kompetensi Indikator Indikator Penilaian Ya Tidak
2. Penanganan dan penyimpanan seluruh barang-barang dilengkapi sesuai dengan standar perusahaan, dan persyaratan hukum. 1. Penyimpanan Makanan pada suhu Dingin
  • § Apakah mutu bahan makanan dperiksa sesuai spesifikasinya sebelum disimpan?
  • § Apakah  bahan makanan mentah disimpan sesuai dengan jenis bahannya dan suhu yang tepat ?
  • § Apakah makanan matang disimpan dalam ruang terpisah dengan bahan makanan mentah ?
  • § Apakah bahan makanan mentah yang disimpan dalam keadaan bersih dan tidak basah  ?
  • § Apakah makanan yang disimpan dalam keadaan tertutup rapat ?
  • § Apakah makanan masak disimpan dalam keadaan sudah dingin/tidak dalam keadaan panas?
  • § Apakah bahan makanan diberi label ?
  • § Apakah ruang penyimpanan diisi sesuai dengan kapasitas ?
  • § Apakah sudah menerapkan sistem FIFO ?
  • § Apakah suhu penyimpanan diperiksa dan dilaporkan secara berkala ?
2. Penyimpanan bahan makanan beku
  • § Apakah mutu bahan makanan dperiksa sesuai spesifikasinya sebelum disimpan?
  • § Apakah bahan makanan disimpan dalam keadaan tertutup reapat ?
  • § Apakah bahan makanan diberi label ?
  • § Apakah ruang penyimpanan diisi sesuai dengan kapasitas ?
  • § Apakah sudah menerapkan sistem FIFO ?
  • § Apakah suhu penyimpanan diperiksa dan dilaporkan secara berkala ?

Dasar Kompetensi Indikator Indikator Penilaian Ya Tidak
3. Penyimpanan kering
  • § Apakah mutu bahan makanan dperiksa sesuai spesifikasinya sebelum disimpan?
    • § Apakah jenis bahan makanan yang disimpan sesuai untuk penyimpanan kering ?
    • § Apakah makanan yang disimpan diperiksa  mutunya terlebih dahulu sebelum disimpan ?
    • § Apakah bahan makanan yang disimpan masih dalam segel dan belum digunakan ?
    • § Apakah sudah menerapkan sistem FIFO ?
    • § Apakah suhu penyimpanan diperiksa dan dilaporkan secara berkala ?

Kamis, 16 Juni 2011

Serba Serbi

MEMBUKA KESEMPATAN KERJA MENJADI ANAK BUAH KAPAL ( ABK ) PERIKANAN UNTUK DITEMPATKAN DI LUAR NEGERI
( PANAMA, SURINAME DAN FIJI )

SYARAT-SYARAT UMUM :

...1. PENDIDIKAN KEJURUAN PERIKANAN ATAU PUNYA PENGALAMAN MENJADI ABK
2. UMUR 18 – 35 TAHUN
3. SIAP BEKERJA DENGAN MASA KONTRAK 2 TAHUN DAN DAPAT DIPERPANJANG SAMPAI 3 TAHUN , BEKERJA DI PANAMA ATAU DI SURINAME ATAU DI FIJI
4. MEMILIKI BUKU PELAUT DENGAN MASA BERLAKU MINIMAL 2,5 TAHUN
5. MEMILIKI BUKU PASPOR DENGAN MASA BERLAKU MINIMAL 2,5 TAHUN
6. SEHAT JASMANI DAN ROHANI YANG DINYATAKAN DENGAN MEDICAL CHECK UP DARI LABORATORIUM/ RUMAH SAKIT YANG DITUNJUK PERUSAHAAN
SYARAT-SYARAT LAIN :

1. PELAKSANAAN MEDICAL CHECK UP DILAKSANAKAN OLEH PERUSAHAAN DENGAN BIAYA SENDIRI/ CALON ABK DAN BERSEDIA MENGIKUTI PELATIHAN MATERI KERJA DI TEMPAT PENAMPUNGAN ( TEGAL JATENG ) SELAMA 3 HARI SEBELUM KEBERANGKATAN
2. APABILA PENGURUSAN BUKU PELAUT DAN BUKU PASPOR DIURUSKAN OLEH PERUSAHAAN, BIAYA & JASA PENGURUSAN DAPAT DIBAYAR MELALUI PEMOTONGAN GAJIH, DEMIKIAN JUGA BIAYA MEDICAL CHECK UP
3. BERSEDIA MENGIKUTI PELATIHAN MATERI KERJA DAN PEMBINAAN MENTAL DISIPLIN SEBELUM KEBERANGKATAN KERJA ( BAGI YANG BELUM BERPENGALAMAN )
KETENTUAN – KETENTUAN

1. SELAMA KONTRAK ABK MENDAPATKAN ASURANSI KECELAKAAN KERJA (TIDAK KARNA PENYAKIT) DAN DI BERIKAN VAKSIN, ATAS BIAYA PERUSAHAAN
2. BIAYA AKOMODASI DAN KONSUMSI SELAMA DI PENAMPUNGAN DISEDIAKAN PERUSAHAAN
3. TRANSPORTASI DARI TEGAL KE BANDARA KEBERANGKATAN DAN TIKET PESAWAT MENUJU NEGARA TEMPAT KERJA DITANGGUNG PERUSAHAAN
4. TRANSPORTASI PULANG MENUJU NEGARA INDONESIA SAMPAI TEGAL , APABILA ;
A. KONTRAK KERJA BERAKHIR SECARA NORMAL ( 2 TAHUN ), BIAYA TIKET DITANGGUNG PERUSAHAAN
B. SEBELUM 2 ( DUA ) TAHUN SUDAH MEMINTA DAN ATAU DIPULANGKAN KARNA SESUATU HAL PELANGGARAN, BIAYA TIKET HANYA 50 % DITANGGUNG PERUSAHAAN, SISANYA MENJADI TANGGUNGAN ABK.
C. SEBELUM 1 ( SATU ) TAHUN SUDAH MEMINTA DAN ATAU DIPULANGKAN KARNA SESUATU HAL PELANGGARAN, BIAYA TIKET SELURUHNYA MENJADI TANGGUNGAN ABK.
5. PERINCIAN GAJI
A. BULAN KE 1 – 6 : US $ 130/ BLN
B. BULAN KE 7 – 12 : US $ 240/ BLN
C. BULAN KE 13 – 18 : US $ 330/ BLN
D. BULAN KE 19 – 24 : US $ 400/ BLN
( SISTEM PEMBAYARAN GAJI DIATUR DENGAN PERUSAHAAN TEMPAT BEKERJA )
by. Mardiansyah Za

Kamis, 09 Juni 2011

Bahaya Merokok Bagi Kesehatan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, yang menjadi kebutuhan dasar derajat kesehatan masyarakat, salah satu aspeknya adalah “tidak ada anggota keluarga yang merokok“. Sedangkan PHBS harus menjadi kewajiban saya dan para kader kesehatan untuk mensosialisasikannya.
Setiap kali menghirup asap rokok, entah sengaja atau tidak, berarti juga mengisap lebih dari 4.000 macam racun! Karena itulah, merokok sama dengan memasukkan racun-racun tadi ke dalam rongga mulut dan tentunya paru-paru. Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita mungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok, tetapi juga bagi orang di sekitarnya.
Saat ini jumlah perokok, terutama perokok remaja terus bertambah, khususnya di negara-negara berkembang. Keadaan ini merupakan tantangan berat bagi upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Bahkan organisasi kesehatan sedunia (WHO) telah memberikan peringatan bahwa dalam dekade 2020-2030 tembakau akan membunuh 10 juta orang per tahun, 70% di antaranya terjadi di negara-negara berkembang.
Melalui resolusi tahun 1983, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan tanggal 31 Mei sebagai Hari Bebas Tembakau Sedunia setiap tahun.
Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan oleh banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas. Banyak penelitian membuktikan bahwa kebiasaan merokok meningkatkan risiko timbulnya berbagai penyakit. Seperti penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin.


Penelitian terbaru juga menunjukkan adanya bahaya dari secondhand-smoke, yaitu asap rokok yang terhirup oleh orang-orang bukan perokok karena berada di sekitar perokok, atau biasa disebut juga dengan perokok pasif.
ZAT KIMIA
Rokok tentu tidak dapat dipisahkan dari bahan baku pembuatannya, yakni tembakau. Di Indonesia, tembakau ditambah cengkih dan bahan-bahan lain dicampur untuk dibuat rokok kretek. Selain kretek, tembakau juga dapat digunakan sebagai rokok linting, rokok putih, cerutu, rokok pipa, dan tembakau tanpa asap (chewing tobacco atau tembakau kunyah).
Komponen gas asap rokok adalah karbon monoksida, amoniak, asam hidrosianat, nitrogen oksida, dan formaldehid. Partikelnya berupa tar, indol, nikotin, karbarzol, dan kresol. Zat-zat ini beracun, mengiritasi, dan menimbulkan kanker (karsinogen).
NIKOTIN
Zat yang paling sering dibicarakan dan diteliti orang, meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi, dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan. Di Amerika Serikat, rokok putih yang beredar di pasaran memiliki kadar 8-10 mg nikotin per batang, sementara di Indonesia berkadar nikotin 17 mg per batang.
TIMAH HITAM (Pb)
Timah hitam yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis diisap dalam satu hari akan menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari. Bisa dibayangkan, bila seorang perokok berat menghisap rata-rata 2 bungkus rokok per hari, berapa banyak zat berbahaya ini masuk ke dalam tubuh!
GAS KARBONMONOKSIDA (CO)
Karbon Monoksida memiliki kecenderungan yang kuat untuk berikatan dengan hemoglobin dalam sel-sel darah merah. Seharusnya, hemoglobin ini berikatan dengan oksigen yang sangat penting untuk pernapasan sel-sel tubuh, tapi karena gas CO lebih kuat daripada oksigen, maka gas CO ini merebut tempatnya “di sisi” hemoglobin. Jadilah, hemoglobin bergandengan dengan gas CO. Kadar gas CO dalam darah bukan perokok kurang dari 1 persen, sementara dalam darah perokok mencapai 4 – 15 persen. Berlipat-lipat!
TAR
Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok, dan bersifat karsinogen. Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin, akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna cokelat pada permukaan gigi, saluran pernapasan, dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok berkisar 24 – 45 mg.
DAMPAK PARU-PARU
Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli.
Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM). Dikatakan merokok merupakan penyebab utama timbulnya PPOM, termasuk emfisema paru-paru, bronkitis kronis, dan asma.
Hubungan antara merokok dan kanker paru-paru telah diteliti dalam 4-5 dekade terakhir ini. Didapatkan hubungan erat antara kebiasaan merokok, terutama sigaret, dengan timbulnya kanker paru-paru. Bahkan ada yang secara tegas menyatakan bahwa rokok sebagai penyebab utama terjadinya kanker paru-paru.
Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, dikenal sebagai bahan karsinogen. Juga tar berhubungan dengan risiko terjadinya kanker. Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker paru-paru pada perokok mencapai 10-30 kali lebih sering.
DAMPAK TERHADAP JANTUNG
Banyak penelitian telah membuktikan adanya hubungan merokok dengan penyakit jantung koroner (PJK). Dari 11 juta kematian per tahun di negara industri maju, WHO melaporkan lebih dari setengah (6 juta) disebabkan gangguan sirkulasi darah, di mana 2,5 juta adalah penyakit jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke. Survei Depkes RI tahun 1986 dan 1992, mendapatkan peningkatan kematian akibat penyakit jantung dari 9,7 persen (peringkat ketiga) menjadi 16 persen (peringkat pertama).
Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah jantung tersebut. Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung koroner, merokok juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer.
Asap yang diembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama (main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama merupakan asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain atau perokok pasif.
Telah ditemukan 4.000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40 jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana bahan racun ini lebih banyak didapatkan pada asap samping, misalnya karbon monoksida (CO) 5 kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping daripada asap utama, benzopiren 3 kali, dan amoniak 50 kali. Bahan-bahan ini dapat bertahan sampai beberapa jam lamanya dalam ruang setelah rokok berhenti.
Umumnya fokus penelitian ditujukan pada peranan nikotin dan CO. Kedua bahan ini, selain meningkatkan kebutuhan oksigen, juga mengganggu suplai oksigen ke otot jantung (miokard) sehingga merugikan kerja miokard.
Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya kebutuhan oksigen miokard. Selain menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung. Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak, dan banyak bagian tubuh lainnya. Nikotin mengaktifkan trombosit dengan akibat timbulnya adhesi trombosit (penggumpalan) ke dinding pembuluh darah.
Karbon monoksida menimbulkan desaturasi hemoglobin, menurunkan langsung persediaan oksigen untuk jaringan seluruh tubuh termasuk miokard. CO menggantikan tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen, dan mempercepat aterosklerosis (pengapuran/penebalan dinding pembuluh darah). Dengan demikian, CO menurunkan kapasitas latihan fisik, meningkatkan viskositas darah, sehingga mempermudah penggumpalan darah.
Nikotin, CO, dan bahan-bahan lain dalam asap rokok terbukti merusak endotel (dinding dalam pembuluh darah), dan mempermudah timbulnya penggumpalan darah. Di samping itu, asap rokok mempengaruhi profil lemak. Dibandingkan dengan bukan perokok, kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida darah perokok lebih tinggi, sedangkan kolesterol HDL lebih rendah.
PENYAKIT JANTUNG KORONER
Merokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati mendadak.
Risiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Risiko ini meningkat dengan bertambahnya usia dan jumlah rokok yang diisap. Penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko merokok bekerja sinergis dengan faktor-faktor lain, seperti hipertensi, kadar lemak atau gula darah yang tinggi, terhadap tercetusnya PJK.
Perlu diketahui bahwa risiko kematian akibat penyakit jantung koroner berkurang dengan 50 persen pada tahun pertama sesudah rokok dihentikan. Akibat penggumpalan (trombosis) dan pengapuran (aterosklerosis) dinding pembuluh darah, merokok jelas akan merusak pembuluh darah perifer.
PPDP yang melibatkan pembuluh darah arteri dan vena di tungkai bawah atau tangan sering ditemukan pada dewasa muda perokok berat, sering akan berakhir dengan amputasi.
PENYAKIT (STROKE)
Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak atau stroke banyak dikaitkan dengan merokok. Risiko stroke dan risiko kematian lebih tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok.
Dalam penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Inggris, didapatkan kebiasaan merokok memperbesar kemungkinan timbulnya AIDS pada pengidap HIV. Pada kelompok perokok, AIDS timbul rata-rata dalam 8,17 bulan, sedangkan pada kelompok bukan perokok timbul setelah 14,5 bulan. Penurunan kekebalan tubuh pada perokok menjadi pencetus lebih mudahnya terkena AIDS sehingga berhenti merokok penting sekali dalam langkah pertahanan melawan AIDS.
Kini makin banyak diteliti dan dilaporkan pengaruh buruk merokok pada ibu hamil, impotensi, menurunnya kekebalan individu, termasuk pada pengidap virus hepatitis, kanker saluran cerna, dan lain-lain. Dari sudut ekonomi kesehatan, dampak penyakit yang timbul akibat merokok jelas akan menambah biaya yang dikeluarkan, baik bagi individu, keluarga, perusahaan, bahkan negara.
Penyakit-penyakit yang timbul akibat merokok mempengaruhi penyediaan tenaga kerja, terutama tenaga terampil atau tenaga eksekutif, dengan kematian mendadak atau kelumpuhan yang timbul jelas menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan. Penurunan produktivitas tenaga kerja menimbulkan penurunan pendapatan perusahaan, juga beban ekonomi yang tidak sedikit bagi individu dan keluarga. Pengeluaran untuk biaya kesehatan meningkat, bagi keluarga, perusahaan, maupun pemerintah.
KEBIASAAN MEROKOK
Sudah seharusnya upaya menghentikan kebiasaan merokok menjadi tugas dan tanggung jawab dari segenap lapisan masyarakat. Usaha penerangan dan penyuluhan, khususnya di kalangan generasi muda, dapat pula dikaitkan dengan usaha penanggulangan bahaya narkotika, usaha kesehatan sekolah, dan penyuluhan kesehatan masyarakat pada umumnya.
Tokoh-tokoh panutan masyarakat, termasuk para pejabat, pemimpin agama, guru, petugas kesehatan, artis, dan olahragawan, sudah sepatutnya menjadi teladan dengan tidak merokok. Perlu pula pembatasan kesempatan merokok di tempat-tempat umum, sekolah, kendaraan umum, dan tempat kerja; pengaturan dan penertiban iklan promosi rokok; memasang peringatan kesehatan pada bungkus rokok dan iklan rokok.
Iklim tidak merokok harus diciptakan. Ini harus dilaksanakan serempak oleh kita semua, yang menginginkan tercapainya negara dan bangsa Indonesia yang sehat dan makmur.
GERBANG NARKOBA
Akibat kronik yang paling gawat dari penggunaan nikotin adalah ketergantungan. Sekali seseorang menjadi perokok, akan sulit mengakhiri kebiasaan itu baik secara fisik maupun psikologis. Merokok menjadi sebuah kebiasaan yang kompulsif, dimulai dengan upacara menyalakan rokok dan menghembuskan asap yang dilakukan berulang-ulang.
Karena sifat adiktifnya (membuat seseorang menjadi ketagihan) rokok dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM IV) dikelompokkan menjadi Nicotine Related Disorders. Sedangkan WHO menggolongkannya sebagai bentuk ketagihan. Proses farmakologis dan perilaku yang menentukan ketagihan tembakau sama dengan proses yang menimbulkan ketagihan pada obat, seperti heroin dan kokain.
Nikotin mempunyai sifat mempengaruhi dopamin otak dengan proses yang sama seperti obat-obatan tersebut. Dalam urutan sifat ketagihan zat psikoaktif, nikotin lebih menimbulkan ketagihan dibanding heroin, kokain, alkohol, kafein dan marijuana. Menurut Flemming, Glyn dan Ershler merokok merupakan tingkatan awal untuk menjadi penyalahguna obat-obatan (drug abuse). Mencoba merokok secara signifikan membuka peluang penggunaan obat-obatan terlarang di masa yang akan datang.
Berdasarkan data epidemiologi diketahui kurang lebih 20% dari perokok memiliki risiko delapan kali menjadi penyalahguna NAPZA, dan berisiko sebelas kali untuk menjadi peminum berat dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok. Perhatian khusus mengenai masalah ini dikaitkan dengan meningkatnya jumlah perokok remaja.
Menangani masalah kebiasaan merokok pada remaja diharapkan dapat mencegah masalah yang akan timbul dikemudian hari berkaitan kebiasaan tersebut, salah satunya adalah pencegahan penyalahgunaan narkoba. Menurut Teddy Hidayat, Spesialis Kedokteran Jiwa, Remaja yang berisiko tinggi adalah remaja-remaja yang memiliki sifat pemuasaan segera, kurang mampu menunda keinginan, merasa kosong dan mudah bosan, mudah cemas, gelisah, dan depresif.
Pemahaman tentang kebiasaan merokok dan kecenderungan sifat kepribadian seseorang akan sangat membantu upaya menghentikan kebiasaan yang merugikan tersebut. Untuk pencegahan kebiasaan merokok pada anak-anak dan remaja. Orang tua serta guru memegang peranan besar untuk mengawasi, memberikan informasi yang benar dan yang terpenting tidak menjadi contoh perilaku individu yang ketagihan kebiasaan merokok.
GANGGU KESEHATAN JIWA
Merokok berkaitan erat dengan disabilitas dan penurunan kualitas hidup. Dalam sebuah penelitian di Jerman sejak tahun 1997-1999 yang melibatkan 4.181 responden, disimpulkan bahwa responden yang memilki ketergantungan nikotin memiliki kualitas hidup yang lebih buruk, dan hampir 50% dari responden perokok memiliki setidaknya satu jenis gangguan kejiwaan. Selain itu diketahui pula bahwa pasien gangguan jiwa cenderung lebih sering menjadi perokok, yaitu pada 50% penderita gangguan jiwa, 70% pasien maniakal yang berobat rawat jalan dan 90% dari pasien-pasien skizrofen yang berobat jalan.
Berdasaran penelitian dari CASA (Columbian University`s National Center On Addiction and Substance Abuse), remaja perokok memiliki risiko dua kali lipat mengalami gejala-gejala depresi dibandingkan remaja yang tidak merokok. Para perokok aktif pun tampaknya lebih sering mengalami serangan panik dari pada mereka yang tidak merokok Banyak penelitian yang membuktikan bahwa merokok dan depresi merupakan suatu hubungan yang saling berkaitan. Depresi menyebabkan seseorang merokok dan para perokok biasanya memiliki gejala-gejala depresi dan kecemasan (ansietas).
Sebagian besar penderita depresi mengaku pernah merokok di dalam hidupnya. Riwayat adanya depresi pun berkaitan dengan ada tidaknya gejala putus obat (withdrawal) terhadap nikotin saat seseorang memutuskan berhenti merokok. Sebanyak 75% penderita depresi yang mencoba berhenti merokok mengalami gejala putus obat tersebut. Hal ini tentunya berkaitan dengan meningkatnya angka kegagalan usaha berhenti merokok dan relaps pada penderita depresi.
Selain itu, gejala putus zat nikotin mirip dengan gejala depresi. Namun, dilaporkan bahwa gejala putus obat yang dialami oleh pasien depresi lebih bersifat gejala fisik misalnya berkurangnya konsentrasi, gangguan tidur, rasa lelah dan peningkatan berat badan).
Nikotin sebagai obat gangguan kejiwaan Merokok sebagai salah satu bentuk terapi untuk gangguan kejiwaan masih menjadi perdebatan yang kontroversial. Gangguan kejiwaan dapat menyebabkan seseorang untuk merokok dan merokok dapat menyebabkan gangguan kejiwaan, walau jumlahnya sangat sedikit, sekitar 70% perokok tidak memiliki gejala gangguan jiwa.
Secara umum merokok dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi, menekan rasa lapar, menekan kecemasan, dan depresi. Dalam beberapa penelitian nikotin terbukti efektif untuk pengobatan depresi. Pada dasarnya nikotin memberikan peluang yang menjanjikan untuk digunakan sebagai obat psikoaktif. Namun nikotin memiliki terapheutic index yang sangat sempit, sehingga rentang antara dosis yang tepat untuk terapi dan dosis yang bersifat toksis sangatlah sempit.
Sehingga dipikirkan suatu bentuk pemberian nikotin tidak dalam bentuk murni tetapi dalam bentuk analognya. Namun, kerangka pemikiran pemberian nikotin sebagai obat tidaklah dalam bentuk kebiasaan merokok. Seperti halnya morfin yang digunakan sebagai obat analgesik kuat (penahan rasa sakit), pemberiannya harus dalam pengawasan dokter. Gawatnya, saat ini nikotin bisa didapatkan dengan bebas dan mudah dalam sebatang rokok, hal ini perlu diwaspadai karena kebiasaan merokok tidak lantas menjadi sebuah pembenaran untuk pengobatan gejala gangguan kejiwaan.
SISTIM REPRODUKSI
Studi tentang rokok dan reproduksi yang dilakukan sepanjang 2 dekade itu berkesimpulan bahwa merokok dapat menyebabkan rusaknya sistim reproduksi seseorang mulai dari masa pubertas sampai usia dewasa
Pada penelitian yang dilakukan Dr. Sinead Jones, direktur The British Medical Assosiation’s Tobacco Control Resource Centre, ditemukan bahwa wanita yang merokok memiliki kemungkinan relatif lebih kecil untuk mendapatkan keturunan.
pria akan mengalami 2 kali resiko terjadi infertil (tidak subur) serta mengalami resiko kerusakan DNA pada sel spermanya. Sedangkan hasil penelitian pada wanita hamil terjadi peningkatan insiden keguguran. Penelitian tersebut mengatakan dari 3000 sampai 5000 kejadian keguguran per tahun di Inggris, berhubungan erat dengan merokok.
120.000 pria di Inggris yang berusia antara 30 sampai50 tahun mengalami impotensi akibat merokok. Lebih buruk lagi, rokok berimplikasi terhadap 1200 kasus kanker rahim per tahunnya.
WANITA MEROKOK, MENOPAUSE DINI
Perempuan yang merokok sangat mungkin untuk mulai memasuki masa menopause sebelum usia 45 tahun dan juga membuat mereka menghadapi resiko osteoporosis dan serangan jantung, demikian laporan beberapa peneliti Norwegia.
“Di antara sebanyak 2.123 perempuan yang berusia 59 sampai 60 tahun, mereka yang saat ini merokok, 59% lebih mungkin mengalami menopause dini dibandingkan dengan perempuan yang tidak merokok,” kata Dr. Thea F. Mikkelsen dari University of Oslo dan rekannya.
Bagi perokok paling berat, resiko menopause dini hampir dua kali lipat. Namun, perempuan yang dulunya merokok, tapi berhenti setidaknya 10 tahun sebelum menopause, pada dasarnya kurang mungkin untuk berhenti menstruasi dibandingkan dengan perokok sebelum usia 45 tahun.
Ada bukti bahwa merokok belakangan dalam kehidupan membuat seorang perempuan lebih mungkin untuk mengalami menopause dini, sedangkan perokok yang berhenti sebelum berusia setengah baya mungkin tak terpengaruh, kata Mikkelsen dan timnya di dalam jurnal Online, BMC Public Health.
Mereka meneliti hubungan lebih lanjut dan menetapkan apakah menjadi perokok pasif juga mungkin mempengaruhi waktu menopause. Para peneliti tersebut mendapati bahwa hampir 10% perempuan memasuki menopause sebelum usia 45 tahun.
KEBIJAKAN PEMERINTAH
Menurut Menkessos, pertumbuhan yang sangat cepat ini membuat Indonesia diperkirakan akan mencapai rekor, terutama dengan berbagai masalah kesehatan yang cukup berat, di antaranya berkaitan dengan rokok. Sementara itu diakui Menkessos, larangan membatasi aktivitas merokok di tempat umum masih belum bisa dilakukan lebih tegas.
Meski PP nomor 81/1999 yang diperbarui dengan PP 38/2000 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan sudah diberlakukan, tetapi diakui pula, law enforcement-nya belum ada sehingga belum memiliki kekuatan.
detikcomTingginya target penerimaan negara dari cukai rokok yang mencapai Rp 17 triliun pada anggaran 2001 dinilai telah menyebabkan pemerintah tidak konsisten menegakkan PP No.38/2000 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan.
Komisi VII DPR mendesak untuk mengatur masalah rokok itu dibuat dalam bentuk UU, sehingga masyarakat akan mempunyai posisi tawar yang cukup kuat. Disamping itu, DPR akan dapat melakukan pengawasan yang ketat terhadap pemerintah maupun industri rokok.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) akan menindak tegas perusahaan rokok yang menayangkan iklan rokok di media elektronik di bawah pukul 21:30 waktu setempat. “Bila teguran ini tidak diindahkan, BPOM akan melakukan upaya hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” tegasnya. Iklan rokok yang melanggar ketentuan PP No.81 tahun 1999 tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan dan PP No.38 tahun 2000 tentang Perubahan Atas PP no 81 tahun 1999 akan dikenakan pidana penjara paling lama lima tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp100 juta. Penerimaan cukai rokok pada tahun 2000 mencapai Rp 10,27 triliun, sedangkan belanja kesehatan akibat merokok sesuai data dari Ditjen POM Depkes pada tahun yang sama mencapai Rp 11 triliun.
BERHENTI MEROKOK
Beberapa alasan untuk berhenti merokok
1. Impotensi
Merokok akan mengurangi aliran darah yang diperlukan untuk mencapai suatu keadaan ereksi. Karena hal tersebutlah rokok dapat mempengaruhi days ereksi penis.
2. Wajah keriput
Merokok dapat mengurangi aliran oksigen dan zat gizi yang diperlukan sel kulit Anda dengan jalan menyempitkan pembuluh darah di sekitar wajah. Sehingga akan menyebabkan keriput.
3. Gigi berbercak dan nafas bau.
Partikel dari rokok sigaret dapat memberi bercak kuning hingga cokelat pada gigi Anda, dan ini juga akan memerangkap bakteri penghasil bau di mulut Anda. Kelainan gusi dan gigi tanggal juga lebih sering terjadi pada perokok.
4. Anda dan di sekitar’ menjadi bau.
Rokok sigaret memiliki bau yang tidak menyenangkan dan menempel pada segala sesuatu, dari kulit dan rambut Anda sampai pakaian dan barang-barang di sekitar Anda. Dan bau ini sama sekali bukan hal yang membangkitkan selera pasangan maupun teman-teman.
5. Tulang rapuh
Sejumlah penelitian menemukan hubungan antara merokok dengan osteoporosis pada pria dan wanita. Sebuah penelitian mengamati kasus patah tulang pinggul pada wanita lansia, dan menyimpulkan bahwa satu dari 8 kasus patah tulang itu disebabkan oleh kehilangan massa tulang yang disebabkan oleh merokok.
6. Depresi
Sebagian ilmuwan menganggap rokok mengandung zat yang mampu menyebabkan peningkatan mood. Zat inilah yang biasanya kandungannya berkurang saat seseorang menderita depresi. Itulah juga penyebabnya mengapa orang yang sedang stres atau depresi cenderung mencari ‘pelarian’ ke rokok.
7. Panutan yang buruk bagi anak.
Setiap hari, dliperkirakan 3000 anak di AS yang menjadi ketagihan merokok sigaret. Bila mereka terus merokok, 1000 diantaranya bisa dipastikan akan meninggal akibat penyakit yang berhubungan dengan merokok.
8. Kebakaran
jika Anda ceroboh, saat merokok clan membuang puntung rokok yang masih menyala ke sembarang tempat dapat menyebabkan kebakaran.
9. Sirkulasi darah yang buruk
Sel darah merah telah dirancang dari sananya untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Pada perokok, molekul oksigen digantikan oleh komponen dari asap rokok, sehingga menghambat transportasi oksigen yang penting bagi kehidupan sel.
10. Terkesan bodoh
Jika perokok membela ketergantungannya, ada satu kebenaran yang tak mampu mereka pungkiri: Seperti kata slogan, rokok itu pembunuh. jadi, bila masih ada yang meneruskan kebiasaan itu, tentunya akan terlihat bodoh kan.
TIGA HAL UTAMA
Melihat bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan rokok, kiranya diantara kita perlu bahu-membahu berbuat tiga hal utama :
ü Komunikasi dan informasi tentang bahaya merokok, baik bagi si perokok langsung maupun perokok pasif.
ü Menyediakan tempat-tempat khusus bagi orang yang merokok agar yang bukan perokok tidak terkena dampak negatifnya.
ü Jangan merasa segan untuk menegur perokok, jika anda merasa terganggu.
STRATEGI BERHENTI MEROKOK
Berikut ini strategi-strategi yang dapat anda gunakan untuk berhenti merokok:
1. Rencanakan waktu berhenti
Rencanakan kapan anda akan berhenti merokok untuk selamanya. Waktunya mungkin saja beberapa hari ke depan atau 2 minggu lagi. Menjelang hari berhenti merokok itu, anda kurangi jumlah rokok yang dihisap setiap harinya.
2. Obat-obatan
Obat membantu mengurangi gejala-gejala berhenti merokok sampai efek terburuk terlewati. Anda mempunyai pilihan obat baik berdasarkan resep dokter maupun obat over-the-counter (tanpa resep dokter). Diskusikan pilihan tersebut dengan dokter anda.
3. Bantu diri anda sendiri
Dalam merencanakan dan menjaga keinginan anda untuk berhenti merokok, carilah informasi mengenai rokok dan penyakit yang ditimbulkan dari berbagai sumber terpercaya seperti American Cancer Society, American Lung Association, Centers for Disease Control and Prevention atau situs lokal seperti Yayasan Kanker Indonesia, Yayasan Jantung Indonesia ,Komite Nasional Penanggulangan Masalah Merokok. Bantulah diri anda dengan informasi yang meyakinkan anda untuk menjauh dari rokok setelah berhenti merokok.
4. Kelompok pendukung
Entah anda bertemu secara online atau sebuah kelompok pendukung. Carilah dukungan dari orang-orang yang juga berusaha untuk berhenti merokok.
5. Konseling
Konseling merupakan pertemuan tatap muka dengan dokter yang terpercaya, psikolog, perawat atau konselor. Forum ini akan membahas hal-hal apa saja yang menghalangi anda untuk berhenti merokok dan cara-cara untuk mengatasinya.
6. Cold turkey
Merupakan strategi dengan langsung berhenti merokok. Jika anda memilih cold turkey maka anda akan mengalami gejala-gejala putus rokok, seperti semua orang yang berhenti merokok seperti tidak sabar (restlessness), nafsu makan bertambah, mudah tersinggung.
Disarankan agar anda mencari bantuan saat anda berhenti merokok, baik itu berupa dukungan ataupun pengobatan.
7. Olahraga
Olahraga akan membantu anda mengatasi stres dan berat badan yang bertambah setelah anda berhenti merokok.
8. Ajak Sahabat/Keluarga Anda
Mintalah teman atau anggota keluarga yang tidak merokok untuk menyediakan waktu mereka jika anda mengalami masa-masa yang sulit.
9. Terapi alternatif
Beberapa perokok mencoba metode hipnotis atau akupuntur untuk membantu mereka berhenti merokok, meskipun tidak banyak yang terbukti berhasil. Namun, bila metode tersebut membuat anda berhenti merokok, berarti metode tersebut cocok dengan anda.
Untuk berhenti merokok, anda membutuhkan pendekatan personal. Apa yang berhasil untuk orang lain belum tentu berhasil pada anda
APA YANG HARUS ANDA LAKUKAN?
Bila anda seorang perokok dan berencana ingin memiliki anak, berhentilah merokok sekarang juga! (Para ahli merekomendasikan setidaknya anda berhenti merokok sebulan sebelum terjadinya pembuahan). Berkonsultasilah dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya untuk membantu menghilangkan kebiasaan merokok anda. Banyak sekali tehnik yang ditawarkan, carilah yang paling cocok untuk dilakukan.
Berikut ada 7 cara berhenti merokok yang kami anjurkan:
1. Bersihkan dan buang. Bersihkan dan buang semua rokok yang anda miliki.
2. Buat catatan dan peringatan. Tulis catatan seperti “Anda sekarang bukan perokok” dan tempelkan pada tempat-tempat yang sering anda kunjungi – di tempat tidur, atas meja dsb.
3. Lakukan terus-menerus. Tetaplah berhenti merokok pada hari yang telah anda tentukan untuk berbuat demikian. Jangan terputus-putus melakukannya.
4. Pusatkan perhatian pada pekerjaan sehari-hari untuk mengalihkan keinginan merokok.
5. Berpikir positif. Pikirkan diri anda sebagai seorang yang bukan perokok. Apabila ada tawaran merokok dari teman, katakan kepada teman anda itu dengan tegas “Saya tidak merokok”.
6. Mintalah dukungan dari keluarga, kawan dekat dan rekan sekerja untuk membantu anda membuang kebiasaan merokok ini.
7. Melawan keinginan untuk merokok:
* Mengalihkan perhatian ketika anda ingin merokok. Katakan pada diri anda “Nanti!!” dan lakukan hal-hal positif lainnya.
* Menarik nafas panjang. Tarik nafas panjang selama lima detik dan lepaskan perlahan-lahan.
* Minum air yang banyak. Hindari minuman yang mengandung kafein seperti kopi, teh atau cola.
* Sibukkan diri anda dengan aktivitas. Ini penting supaya anda tidak selalu terpikir untuk merokok. Aktivitas yang bisa dilakukan misalnya berkebun, membaca buku dsb.
* Melakukan olahraga sekurang-kurangnya tiga kali seminggu selama 20 menit setiap sesi.
* Membasuh tangan atau mandi ketika anda ingin merokok.
* Kunyah sesuatu seperti permen karet, dsb.
* Berdoa semoga anda diberi kekuatan dan keinginan yang tetap untuk berhenti merokok
Pada awalnya berhenti merokok membutuhkan perjuangan yang sangat berat. Jangan kaget bila ada tanda-tanda seperti mudah marah, sulit mengendalikan perasaan, kurang konsentrasi, gelisah, sulit tidur, batuk, penurunan denyut nadi, serta nafsu makan bertambah. Fase ini disebut fase withdrawal. Akan hilang sendiri setelah tiga sampai empat minggu.