EVALUASI PEMBELAJARAN
- A. Definisi Evaluasi Pembelajaran
Proses evaluasi berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, tugas utama guru dalam kegiatan ini adalah merancang instrument yang dapat mengumpulkan data tentang keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan data tersebut guru dapat mengembangkan dan memperbaiki program pembelajaran. Sedangkan tugas desainer, selain menentukan instrument juga perlu merancang cara menggunakan instrument beserta kriteria keberhasilannya.
Hal ini perlu dilakukan, sebab dengan kriteria yang jelas dapat ditentukan apa yang harus dilakukan siswa dalam mempelajari isi atau bahan pelajaran. Dalam perencanaan dan desain pembelajaran, rancangan evaluasi merupakan hal yang sangat penting untuk dikembangkan. Melalui evaluasi yang tepat, maka kita dapat menentukan efektivitas program dan keberhasilan peserta belajar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, sehingga informasi dari kegiatan evaluasi seorang desainer pembelajaran dapat mengambil keputusan apakah program pembelajaran yang dirancangnya perlu diperbaiki atau tidak, bagian mana yang dianggap memiliki kelemahan sehingga perlu diperbaiki.
Ada beberapa pengertian evaluasi. Pengertian evaluasi yang yang dikemukakan oleh Worthen dan Sanders (1987) adalah proses pengumpulan informasi untuk membantu pengambil keputusan dan didalamnya terdapat perbedaan mengenai siapa yang dimaksudkan dengan pengambil keputusan. Tyler (1949)
Memfokuskan evaluasi pada upaya untuk menentukan tingkat perubahan yang terjadi pada hasil belajar (behavior). Hasil belajar tersebut umumnya diukur dengan tes. Guba dan Lincoln (Hamid Hasan, 1988) mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses memberikan pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan (evaluation). Sesuatu yang dipertimbangkan tersebut dapat berupa orang, benda, kegiatan, keadaan, atau sesuatu kesatuan tertentu.
Dalam konteks penilaian ada beberapa istilah yang digunakan, yakni pengukuran, assessment dan evaluasi. Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian. Unsur pokok dalam kegiatan pengukuran ini, antara lain adalah sebagai berikut:
- Tujuan pengukuran,
- Ada objek ukur,
- Alat ukur,
- Proses pengukuran,
- Hasil pengukuran kuantitatif.
Sementara, pengertian asesmen (assessment) adalah kegiatan mengukur dan mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran atau membanding-bandingkan dan tidak sampai ke taraf pengambilan keputusan. Sedangkan evaluasi secara etimologi berasal dari bahasa Inggeris evaluation yang bertarti value, yang secara secara harfiah dapat diartikan sebagai penilaian. Namun, dari sisi terminologis ada beberapa definisi yang dapat dikemukakan, yakni:
- Suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan sesuatu.
- Kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik dan terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas.
- Proses penentuan nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran untuk keperluan pengambilan keputusan.
Berdasarkan pada berbagai batasan 3 jenis penilaian di atas, maka dapat diketahui bahwa perbedaan antara evaluasi dengan pengukuran adalah dalam hal jawaban terhadap pertanyaan “what value” untuk evaluasi dan “how much” untuk pengukuran. Adapun asesmen berada di antara kegiatan pengukuran dan evaluasi. Artinya bahwa sebelum melakukan asesmen ataupun evaluasi lebih dahulu dilakukan pengukuran.
Sekalipun makna dari ketiga istilah (measurement, assessment, evaluation) secara teoretik definisinya berbeda, namun dalam kegiatan pembelajaran terkadang sulit untuk membedakan dan memisahkan batasan antara ketiganya, dan evaluasi pada umumnya diawali dengan kegiatan pengukuran (measurement) serta pembandingan (assessment).
Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh seorang pengajar dalam kegiatan pembelajaran. Dengan penilaian, pengajar akan mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian siswa atau peserta didik. Adapun langkah-langkah pokok dalam penilaian secara umum terdiri dari:
- Prencanaan,
- pengumpulan data,
- verifikasi data,
- analisis data, dan
- interpretasi data.
Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana pengajar (guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui sejauh mana pebelajar (learner) telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai.
Evaluasi pembelajaran adalah hal yang penting dilakukan dalam proses perencanaan dan desain pembelajaran. Setelah memahami karakteristik pelajar, kita mengidentifikasi tujuan pembelajaran dan memilih strategi pengajaran untuk menyempurnakannya. Pada akhirnya kita harus menguji instrumen dan materi untuk mengukur tingkat pengetahuan pelajar, kemampuan dan perubahan sikap pelajar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Melalui evaluasi yang tepat bukan saja kita dapat menentukan keberhasilan pelajar mencapai tujuan pembelajaran, akan tetapi juga sekaligus dapat melihat efektivitas program desain yang kita rencanakan. Dalam hal ini evaluasi berarti proses penggunaan pengukuran atau taksiran untuk membuat pendapat /penilaian tentang sesuatu.
Dalam tahap ini kita menguji tujuan dan bagian utama dari evaluasi serta memperhatikan konsep penting peran evaluasi dalam proses perencanaan pengajaran. Hamalik (2003) menjelaskan pentingnya perencanaan evaluasi sebagai berikut:
- Rencana evaluasi membantu kita untuk menentukan apakah tujuan-tujuan telah dirumuskan dalam artian tingkah laku. Hal ini akan memudahkan perencanaan suatu tes untuk mengukur prestasi peserta ajar. Penulisan suatu tes akan membantu kita untuk memeriksa tujuan-tujuan dan jika perlu mengadakan revisi sebelum kita merancang pengajaran.
- Berdasarkan rencana evaluasi yang telah ada, selanjutnya kita dapat menyiapkan untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan. Dengan informasi tersebut dapat kita ketahui apakah peserta ajar telah memahami tujuan, apakah mereka telah mencapainya, dan sebagainya.
- Rencana evaluasi memberikan waktu yang cukup untuk merancang tes. Untuk menyusun tes yang baik, diperlukan persiapan matang yang mungkin akan menyita waktu yang cukup banyak.
Berdasarkan ketiga hal tersebut kemampuan untuk mengembangkan alat evaluasi merupakan suatu keharusan bagi seorang desainer pembelajaran.
- B. Karakteristik Evaluasi
Ada dua hal yang menjadi karakteristik evaluasi, yaitu:
- Evaluasi merupakan proses Dalam suatu pelaksanaan evaluasi seharusnya terdiri dari berbagai macam tindakan yang harus dilakukan. Dengan demikian, evaluasi bukanlah hasil atau produk, akan tetapi rangkaian kegiatan. Evaluasi dilakukan untuk menentukan judgement terhadap sesuatu.
- Berhubungan dengan pemberian nilai atau arti Berdasarkan hasil pertimbangan evaluasi apakah sesuatu itu memiliki nilai atau tidak. Dengan kata lain, evaluasi dapat menunjukkan kualitas yang dinilai.
- C. Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Evaluasi bertujuan untuk merumuskan apa yang harus dilakukan, mengumpulkan informasi, dan menyajikan informasi yang berguna bagi menetapkan alternatif keputusan. Dalam konteks pelaksanaan pendidikan, evaluasi memiliki beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan
2) pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
3) Untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran.
4) Untuk mengetahui kedudukan siswa dalam kelompoknya.
5) Untuk memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa dalam rangka perbaikan.
Evaluasi dapat menentukan efektivitas kinerja dan memberikan informasi untuk perbaikan. Ada beberapa fungsi evaluasi, yaitu:
- Evaluasi merupakan alat yang penting sebagai umpan balik bagi peserta ajar. Melalui evaluasi peserta ajar akan mendapatkan informasi tentang efektivitas pembelajaran yang dilakukannya.
- Evaluasi merupakan alat yang penting untuk mengetahui bagaimana ketercapaian peserta ajar dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan.
- Evaluasi dapat memberikan informasi untuk mengembangkan program kurikulum, khususnya untuk perbaikan program selanjutnya.
- Informasi dari hasil evaluasi dapat digunakan oleh peserta ajar secara individual dalam mengambil keputusan, khususnya untuk menentukan masa depan dan pengembangan karir.
- Evaluasi berguna untuk para pengembang kurikulum khususnya dalam menentukan kejelasan tujuan khusus yang ingin dicapai. Misalnya, apakah tujuan itu perlu diubah atau ditambah.
- Evaluasi sebagai umpan balik penentuan kebijakkan untuk semua pihak yang berkepentingan dengan pendidikan. Evaluasi sering dianggap sebagai kegiatan akhir dari suatu proses kegiatan. Siswa dievaluasi setelah ia selesai melakukan suatu pelajaran, apakah ia berhasil atau tidak. Kurikulum dievaluasi setelah diimplementasikan, apakah kurikulum tersebut telah mencapai tujuan yang diharapkan atau belum, bagianbagian mana yang perlu dievaluasi. Fungsi evaluasi seperti contoh diatas diformulasikan oleh Scriven (1967) dalam istilah formatif dan sumatif.
- D. Evaluasi Formatif
Formatif adalah fungsi evaluasi untuk memberikan informasi dan pertimbangan yang berkenaan dengan upaya untuk memperbaiki suatu pembelajaran dalam proses pengembangan atau belum selesai. Evaluasi formatif dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung untuk melihat kemajuan belajar peserta ajar. Fungsi formatif suatu evaluasi hanya dapat dilaksanakan ketika evaluasi itu berkenaan dengan proses dan bukan berfokus pada hasil. Bahkan ahli perencana pembelajaran handal pun tidak begitu menyukai untuk membuat pengajaran yang sempurna pada saat pertama. Terlihat luar biasa ketika konsep atau gagasan tidak berjalan seperti yang direncanakan ketika diterapkan di dalam kelas. Evaluasi formatif menjadi bagian penting proses perencanaan pangajaran, hal ini berfungsi untuk menginformasikan insruktur/pengajar atau tim perencana, seberapa besar kemajuan program pengajaran disajikan sesuai tujuan pembelajaran. Evaluasi formatif lebih berguna ketika dilakukan selama pembuatan dan ujicoba. Dapat dilakukan ketika proses. Jika rencana pengajaran berisikan kelemahan, hal ini akan dapat diidentifikasi dan di eliminasi sebelum penerapan keseluruhan.
Hasil tes, reaksi pelajar, observasi kerja pelajar, tinjauan oleh ahli materi pelajaran, dan saran-saran dari kolega dapat menjadi indikator kekurangan dalam sekuen, prosedur atau material pembelajaran. Evaluasi formatif adalah kontrol mutu dari proses pembuatan perencanaan pengajaran. Dalam hal ini kita belajar bagaimana mengevaluasi kemajuan sesuai dengan perencanaan. Tes formatif dan revisi adalah penting untuk keberhasilan perencanaan desain pembelajaran. Biasanya berhubungan tidak hanya kesesuaian tujuan pembelajaran, isi materi, strategi pembelajaran dan material tapi juga untuk peranan individu, penggunaan fasilitas dan perlengkapan, jadwal, dan faktor lain yang secara bersamaan mempengaruhi penampilan optimal dalam pencapaian tujuan. Perlu diingat, proses perencanaan adalah interaksi berkelanjutan, dimana setiap elemen mempengaruhi elemen yang lain.
Perencana pengajaran dan pengajar perlu menggunakan evaluasi formatif. Untuk perencana, biasanya fokus pada keefektifan materi. Sehingga jika pelajar berpenampilan buruk, kesimpulannya adalah materi, tidak hanya pelajar yang disalahkan (Hellebrandt & Russel, 1993,p.22). Untuk pengajar, fokus kepada pelajar. Jika pelajar tidak menampilkan perubahan yang berarti seperti yang diharapkan, dan keefektifan pembelajaran telah didemonstrasikan, kesimpulannya adalah pelajar, bukan materi yang disalahkan.
Pertanyaan-pertanyaan berikut dapat digunakan oleh perencana pengajaran untuk mendapatkan data selama evaluasi formatif:
- Memberikan tujuan pembelajaran untuk setiap unit atau pelajaran, apakah tingkat pembelajaran dapat diterima? Apakah kelemahan yang jelas terlihat/nyata?
- Apakah pelajar dapat menggunakan pengetahuannya atau menampilkan kemampuan pada tingkatannya? Adakah yang menunjukkan kelemahan?
- Berapa lama waktu pengajaran dan pembelajaran yang dibutuhkan?
- Apakah dapat diterima?
- Apakah kegiatannya terlihat sesuai dan teratur untuk pengajar dan pelajar?
- Dimana materi nyaman dan mudah untuk ditempatkan, digunakan dan diarsipkan?
- Apakah reaksi pelajar terhadap metode pelajaran, kegiatan, materi, dan metode evaluasi?
- Apakah setiap tes perunit dan hasil yang lain mengukur taksiran kepuasan tujuan pembelajaran?
- Apa perbaikan dalam program terlihat penting ( isi, format dsb.)?
- E. Evaluasi Sumatif
Fungsi sumatif adalah apabila evaluasi itu digunakan untuk melihat keberhasilan suatu program yang direncanakan. Fungsi ini berhubungan dengan pencapaian suatu hasil yang dicapai suatu program. Fungsi sumatif tidak dapat diterapkan ketika perencanaan pengajaran masih berproses. Dimana fungsi ini memberikan pertimbangan terhadap hasil pengembangan dapat berupa dokumen rencana pembelajaran, hasil belajar, ataupun dampak pembelajaran lingkungan belajar. Evaluasi sumatif dilakukan selama menilai tingkat dimana hasil utama tercapai diakhir pembelajaran. Apakah akan dilakukan postes perunit dan ujian akhir untuk pengajaran. Untuk mengukur keefektifan pelajar, evaluasi sumatif juga sering mengukur hal-hal sebagai berikut.
ü Ketepatgunaan pembelajaran
ü Biaya dari pembuatan program
ü Kelangsungan biaya
ü Reaksi terhadap program pembelajaran
ü Keberlangsungan keuntungan suatu program
Kelangsungan keuntungan suatu program dapat ditetapkan mengikuti pelajar yang menyelesaikan program pembelajaran untuk menutupi dimanapun dan kapanpun mereka menggunakan pengetahuannya, kemampuannya, dan sikapnya. Berdasarkan fungsi sumatif ini maka akan dihasilkan suatu pertimbangan apakah perlu dilanjutkan karena keberhasilannya dan masih dianggap relevan dengan perkembangan serta tuntutan, atau harus diganti karena ketidaksesuai dengan tuntutan.
Evaluasi dilakukan dengan maksud untuk memutuskan penilaian atau keberhasilan seseorang atau sesuatu (misalnya pelajaran, program, proyek). Sebelum melakukan evaluasi, kita harus menentukan tujuannya. Dari keseluruhan tujuan kelengkapan pelatihan dan pendidikan adalah untuk menetapkan keberhasilan pelajar dalam pembelajaran. Apakah hasil evaluasi akan digunakan untuk meningkatkan bagaimana pelatihan diajarkan? Apakah hasil evaluasi digunakan untuk menilai bahwa pengajaran telah dilakukan? Atau telah dialihkan untuk suatu waktu. Hal yang menarik ini saling membantu, tetapi biasanya pendekatan evaluasi dilakukan sesuai/ tergantung kepada hal yang lebih berguna, yaitu evaluasi formatif, sumatif, atau pendekatan konfirmatif.
- F. Evaluasi Konfirmatif
Di dunia bisnis pelatihan seringkali ditawarkan kepada karyawan setelah permasalahan yang terjadi selesai diatasi. Evaluasi konfirmatif adalah rancangan pembelajaran yang digunakan untuk mengetahui apakah pelatihan atau pembelajaran sesuai dengan apa yang telah dilakukan (permasalahan yang telah diatasi).
Made By..
A. Husairi, S.Pd, M.Pd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar