Pada saat start ( tegangan dihubungkan ke kumparan stator) kondisi
motor adalah diam dan medan rotor BR juga stasioner, medan magnet stator
mulai berputar pada kecepatan sinkron. Saat t = 0, BR dan BS adalah
segaris, maka torsi induksi pada rotor adalah nol.
Kemudian saat t = ¼ siklus rotor belum bergerak dan medan magnet
stator ke arah kiri menghasilkan torsi induksi pada rotor berlawanan
arah jarum jam. Selanjutnya pada t = ½ siklus BR dan BS berlawanan arah
dan torsi induksi pada kondisi ini adalah nol. Pada t = ¾ siklus medan
magnet stator ke arah kanan menghasilkan torsi searah jarum jam.
Demikian seterusnya pada t = 1 siklus medan magnet stator kembali
segaris dengan medan magnet rotor. Bentuk hubungan Torsi motor sinkron
pada kondisi start ini diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
Selama satu siklus elektrik dihasilkan torsi pertama berlawanan jarum
jam kemudian searah jarum jam, sehingga torsi rata-rata pada satu
siklus adalah nol. Ini menyebabkan motor bergetar pada setiap siklus dan
mengalami pemanasan lebih. Tiga pendekatan dasar yang dapat digunakan
untuk menstart motor sinkron dengan aman adalah.
1. Mengurangi kecepatan medan magnet stator pada nilai yang rendah
sehingga rotor dapat mengikuti dan menguncinya pada setengah siklus
putaran medan magnet. Hal ini dapat dilakukan dengan mengurangi
frekuensi tegangan yang diterapkan.
2. Menggunakan penggerak mula eksternal untuk mengakselarasikan motor
sinkron hingga mencapai kecepatan sinkron, kemudian penggerak mula
dimatikan (dilepaskan).
3. Menggunakan kumparan peredam (damper winding) atau dengan membuat
kumparan rotor motor sinkron seperti kumparan rotor belitan pada motor
induksi (hanya saat start)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar